BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Ilmu
Sosial Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk menkaji
gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi , dan penalaran dalam
menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan sehingga kepekaan pada lingkugnan sosialnya dapaat menjadi lebih besar. Ilmu
pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu
dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
2. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ).
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar,
hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara
manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
3.
Pengetahuan budaya ( the humanities ). bertujuan
untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan
yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
BAB II
TEORI
2.1 Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per
waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk
pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
2.2 Kebudayaan dan Kepribadian
Berbagai
penelitian antropologi budaya menunjukkan, bahwa terdapat korelasi diantara
corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota
masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan bahwa kebudayaan
suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Kalau
begitu pada sisi mana kebudayaandapat memberi pengaruh terhadap suatu kepribadian
? jawabnya kita melihat dari sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakalai
pemilik kebudyaan itua menganggap bahwa segala sesuatu yang terangklum dan
terlebur dalam segala materi kebudayaanitu sebagai sesuatu yang logis, normal,
serasi, dan selaras dengan kodrat alam dan tabiat asasi manusia dan sebagainya.
setiap masayrakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasinya.
Nilai dan sistem kaidah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku
yang pantas. Suatu kaidah misalnya kaidah hukum memberikan batas-batas pada
perilaku seseorang. batas-batas tersebut menjadi suatau ”aturan permainan”
dalam pergaulan hidup. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan
mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentagnan degnan kodrat alam,
dan sebagainya. Contoh : Di indonesia pada umumnya, apabila seorang wanita
hamil tidak mempunyai suani, ia adalah profil seseorang yang telah melanggar adat/kebisaaan
suatu keluarga, masyarakat, dan bangs pada umumnya. Budaya/adat istiadat
kelaurga, masyarakat, dan bangsa Indonesia yang berakar dari ajaran agama,
tidak membenarkan dan tidak metolelir hal semacam itu. Jika terjadi semacam
itu, baik oleh lingkungan keluarga maupun masyarakat, orang itu akan
dikucilkan, dicibir, direndahkan harkatnya. Sebab ia telah melanggnar adat/kepribadian
keluarga dan masyarakat di sekelilingnya. Akan tetapi contaoh tersebut jika
terjadi di negara Barat atau negara komunis mungkin dianggap biasa saja, mengapa
begitu ? sebab, tata budaya dan kepribadian yang dibakukan dalam sistem nilai,
sistem kaidah orang-orang barat dan komunis membenarkan kebiasaan / tingkah
laku seperti itu. Sama sekali bukan merupakan pelanggaran adat istiadat. sifat-sifat
kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu
kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. Di laur itu ciri-ciri
kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan
sikap hidup sehari-hari.
2.3 Kebuyaan Barat
Unsur
kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan barat
masuk ke negara tercinta ini ketika kaum kolonialisme/penjajah manggedor masuk
ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan
perusahaan dagang Belanda(VOC) dan berlanjut dengan pemerintahhan kolonialisme
Belanda, tanah air Indonesia telah dijajah selama 350 tahun. DI pusat kekuasaan
pemerintah Belanda, di kota-kota propintsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan
dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga, di ktoa-kota pusat pemerintahan
terutama di jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial.
Lapisan sosial pertama,t erdiri dari kaum buruh dari berbagai lapangan
pekerjaan. Lapisan kedua, adalah kaum pegawai. Dalam lapisan sosial kedua
inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan/kemahiran bahasa
Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial. Akhirnya
masih harus disebut pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam
kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan agama kristen protestan.
Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan segnaja oleh organisasi-organisasi
penyiaran agama( missie untuk agama Katolik dan Zending untuk agama kristen)
yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan terutama di daerah-daerah dengan
penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama hindu, budha, atau islam.
daerah-daerah itu 16 misalnya Irian jawa, maluku tengah dan selatan, sulawesi
utara dan tengah, nusa tenggara timur dan pedalam kalimantan.
2.4 Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan
normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam
arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang
mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat
diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang
menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari
berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran
asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi.
Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih
dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu
sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian
tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap
demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar
melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam
mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
2.5
Fungsi Keluarga
Keluarga merupakan
gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang
universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang
konsep keluarga.
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu
karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri
adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan
darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2. para anggota suatu keluarga biasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga
(household), kadangkadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri
tanpa anakanak, atau dengan satu atau dua anak saja 25
3. Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang
yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan
istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
4. Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan
bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
2.6 Individu, Keluarga, dan Masyarakat dan Hubungannya
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang
hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis
mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya
itu, manusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan
akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan
lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan
berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri,
misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia
lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu. Naluri manusia untuk selalu hidup
dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu
manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan
pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada
kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu
sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya
karena berfungsi sebagai pembentuk
kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan
yang ada dalam diri manusia yaitu :
1. menyatu dengan manusia lain yang
berbeda disekelilingnya
2. menyatu dengan suasana dalam
sekelilingnya
2.7 Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang
cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa
dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
BAB III
ANALISIS
Dari semua pembahasan teori tersebut didasari
oleh ilmu sosial dasar, sebuah penduduk, keluarga, masyarakat pasti ada pertumbuhan
penduduk atau urbanisasi yang ingin mencari keutungan dari desa ke kota. Dan pasti
budaya barat akan memberikan pengaruh besar terhadap penduduk kota dibandingkan
desa karena kota sudah memakai sistem perdagangan bebas dikarenakan lebih
banyak suber SDM. Maka dari itu budaya dan kepribadian harus di bawa dengan
bersama jangan sampai budaya barat merubah budaya dan kepribadian penduduk atau
masyarakat sekitar. Dari semuannya ilmu sosial darsar memberi suatu kobinasi
yang saling menguntung kan atau pun merugkan tergantung masyarakat tersebut
bagai mana cara memanfaatkannya. Karena manusia hidup dengan ketergantungan dan
tidak dengan Individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar